BPJS Beroperasi, Pabrik Farmasi Berlomba Membuat Obat Generik

Oleh : Ahmad Fiki Firdaus

Kementerian Kesehatan telah menyiapkan roadmap kebijakan obat nasional, guna menjamin ketersediaan obat, menjelang beroperasinya Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan pada tahun 2014. Saat PBJS berjalan, kebutuhan obat diperkirakan naik hingga 2,5 sampai 3 kali lipat. Kemenkes optimis kapasitas produksi perusahaan farmasi Indonesia masih bisa memenuhi peningkatan permintaan hingga 3 kali lipat. Cakupan obat publik yang dibeli pemerintah saat ini baru menjangkau 95 juta orang, sisanya masyarakat membayar sendiri. Dengan berlakunya BPJS kesehatan di 2014, kebutuhannya bisa untuk memenuhi sekitar 240 juta orang.

Saat ini, Industri Farmasi saling berlomba untuk membuat obat generik dan memasukan produk mereka dalam Daftar dan Plafon Harga Obat (DPHO). Seperti dilansir dalam Media Pharma Indonesia pada juli 2012, potensi pertumbuhan pasar obat generik dan alkes diperkirakan mencapai Rp 9,2 triliun seiring peningkatan permintaan dengan adanya program SJSN. Berdasarkan data International Marketing Services (IMS) Health, Indofarma memimpin pasar obat generik nasional dengan pangsa 17,59% dengan nilai penjualan sebesar Rp 521,5 miliar di 2011. PT Kimia Farma Tbk (KAEF), emiten farmasi milik negara, menguasai 14% pasar obat generik nasional dengan penjualan sebesar Rp 416,7 miliar, kemudian PT Hexpharm Jaya dengan pangsa pasar 14%. Nilai pasar obat generik nasional di 2011 mencapai Rp 2,96 triliun, atau 11,8% dari total pasar obat resep nasional sebesar Rp 25 triliun.

Image

PT Kimia Farma Tbk (KAEF) dan PT Indofarma Tbk (INAF), dua emiten farmasi milik negara, berencana memproduksi obat baru untuk mengantisipasi penerapan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). Produksi obat baru untuk memenuhi peningkatan permintaan seiring penerapan SJSN di 2014. Kimia Farma akan memproduksi dan memasarkan 11 item obat kanker. Sedangkan Indofarma akan memproduksi 15 item obat baru. PT Indofarma Tbk juga akan meningkatkan kapasitas produksi obat generik hingga mencapai 6,9 miliar tablet pertahun pada akhir 2013, naik 200% dibanding kapasitas produksi saat ini 2,3 miliar tablet pertahun.

Dexa Medica akan meningkatkan kapasitas produksi dari 1,5 miliar tablet obat generik menjadi 2 miliar tablet untuk memnuhi pertumbahan di 2014. Saat ini, Dexa Medica menguasai 19% pasar obat generik nasional.

PT Kalbe Farma Tbk memproyeksikan pertumbuhan penjualan obat generik perusahaan tumbuh di atas 20-25% seiring penerapan SJSN di 2014. Kalbe Farma telah menyelesaikan pembangunan pabrik baru obat generik yang menelan investasi sebesar Rp 150 miliar. Meskipun kontribusi penjualan obat generik dari Kalbe Farma hanya memberi kontribusi 2-3% terhadap penjualan Kalbe Farma, tetapi Kalbe Farma akan serius untuk membidik pasar obat generik.

Ternyata, banyak Pemilik Modal Asing (PMA) juga melirik peluang SJSN ini, salah satunya adalah PT Pfizer Indonesia. Seperti dilansir dalam Indonesia Finance Today, PT Pfizer Indonesia, produsen farmasi asing asal Amerika Serikat, membangun pabrik baru untuk memproduksi obat generik dengan menelan investasi senilai US$ 3 juta di Bogor, Jawa Barat. Dengan pabrik baru itu, kapasitas produksi perusahaan akan meningkat 50% menjadi 300 juta tablet per tahun dari sebelumnya 200 juta tablet per tahun.

Sumber:

Jamsostek, 2012, BPJS Dioperasikan, Kebutuhan Obat Harus Cukup, http://www.jamsostek.co.id/content/news.php?id=3020.

Media Pharma Indonesia, 2012, Potensi Pertumbuhan Pasar Generik Rp 9,2 Triliun, http://pharmacommunity.blogspot.com/2012/01/potensi-pertumbuhan-pasar-generik-rp-92.html.

Indonesia Finance Today, 2011, Pfizer Bangun Pabrik Obat Generik di Jawa Barat, http://www.indonesiafinancetoday.com/read/14850/Pfizer-Bangun-Pabrik-Obat-Generik-di-Jawa-Barat

2 thoughts on “BPJS Beroperasi, Pabrik Farmasi Berlomba Membuat Obat Generik

Leave a comment